Gus Muhaimin, Insiator Liga Santri Nusantara Istilah “Gus” dan “Santri” adalah identitas yang sudah tak asing lagi dalam dunia pesantren. Bagi para santri, Gus adalah panggilan untuk putra Kiai pengasuh pesantren. Lalu bagaimana dengan Liga Santri Nusantara?
Liga Santri Nusantara (LSN) adalah turnamen bola khusus untuk santri yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Liga Santri Nusantara (LSN) adalah perhelatan sepakbola akbar yang digelar setiap tahun sejak 2015.
LSN diinisiasi pada tahun 2015 oleh Muhaimin Iskandar atau Gus Imin, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai penyelenggaranya. LSN diinisiasi oleh Gus Muhaimin atas keresahannya atas sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA atas dunia sepak bola Indonesia. Gus Imin merasa bahwa pemerintah, dalam hal ini Kemenpora harus tetap melakukan pembinaan kepada bibit-bibit muda pesepak bola indonesia.
Di tahun 2015 FIFA menjatuhkan sanksi pembekuan timnas Indonesia untuk tampil di ajang internasional. Belum lagi carut-marut kepengurusan PSSI yang mendesak kemenpora untuk membekukan PSSI sebagai wadah sepak bola Indonesia.
Gus Muhaimin selaku Ketua Umum DPP PKB mengusulkan kepada Menpora Imam Nahrawi untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola dengan basis peserta adalah para santri. Selain sebagai pembinaan kepada bibit muda pesepak bola Indonesia, sekaligus untuk memulihkan uforia pecinta bola indonesia yang terlanjur kecewa atas sanksi FIFA dan dibekukannya PSSI.
Gus Imin mengaku bahwa ada potensi besar pada santri dalam olah raga sepak bola ini, namun belum ada pembinaan secara terukur dan terarah di kalangan santri. Ada puluhan ribu pesantren yang ada di Indonesia dengan ratusan ribu santri muda yang mana sepak bola sudah menjadi olahraga keseharian mereka.
Gus Muhaimin mengaku menginisiasi LSN lantaran sepak bola dan pesantren merupakan simbol pemersatu. Selain itu ia juga melihat pada tahun 2015 lalu atau tahun awal penyelenggaran LSN itu sendiri sebagai semacam tanggung jawab agar walau Indonesia disanksi FIFA, namun pembinaan pemain harus tetap bisa berjalan.
Di Tahun 2018, tercatat LSN telah diikuti oleh lebih dari 1.000 klub dari 32 region yang mencakup 34 provinsi seluruh Indonesia. Para pemain peserta LSN sendiri adalah santri pondok pesantren Indonesia yang berumur dibawah 18 tahun.
Prestasi terbaik LSN adalah melahirkan M. Rafli Mursalim (Top Scorer LSN 2016) yang masuk squad Timnas Indonesia U-19 sebagai striker. Selain M. Rafli Mursalim, 2 pemain jebolan LSN yaitu Tri Widodo (Pemain Terbaik 2016), dan Richard Rahmad (Pemain Terbaik 2015) pernah dipanggil oleh pelatih Indra Sjafri untuk mengikuti seleksi Timnas Garuda U-19.
Liga Santri Nusantara (LSN) adalah turnamen bola khusus untuk santri yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Liga Santri Nusantara (LSN) adalah perhelatan sepakbola akbar yang digelar setiap tahun sejak 2015.
LSN diinisiasi pada tahun 2015 oleh Muhaimin Iskandar atau Gus Imin, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai penyelenggaranya. LSN diinisiasi oleh Gus Muhaimin atas keresahannya atas sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA atas dunia sepak bola Indonesia. Gus Imin merasa bahwa pemerintah, dalam hal ini Kemenpora harus tetap melakukan pembinaan kepada bibit-bibit muda pesepak bola indonesia.
Di tahun 2015 FIFA menjatuhkan sanksi pembekuan timnas Indonesia untuk tampil di ajang internasional. Belum lagi carut-marut kepengurusan PSSI yang mendesak kemenpora untuk membekukan PSSI sebagai wadah sepak bola Indonesia.
Gus Muhaimin selaku Ketua Umum DPP PKB mengusulkan kepada Menpora Imam Nahrawi untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola dengan basis peserta adalah para santri. Selain sebagai pembinaan kepada bibit muda pesepak bola Indonesia, sekaligus untuk memulihkan uforia pecinta bola indonesia yang terlanjur kecewa atas sanksi FIFA dan dibekukannya PSSI.
Gus Imin mengaku bahwa ada potensi besar pada santri dalam olah raga sepak bola ini, namun belum ada pembinaan secara terukur dan terarah di kalangan santri. Ada puluhan ribu pesantren yang ada di Indonesia dengan ratusan ribu santri muda yang mana sepak bola sudah menjadi olahraga keseharian mereka.
Gus Muhaimin mengaku menginisiasi LSN lantaran sepak bola dan pesantren merupakan simbol pemersatu. Selain itu ia juga melihat pada tahun 2015 lalu atau tahun awal penyelenggaran LSN itu sendiri sebagai semacam tanggung jawab agar walau Indonesia disanksi FIFA, namun pembinaan pemain harus tetap bisa berjalan.
Di Tahun 2018, tercatat LSN telah diikuti oleh lebih dari 1.000 klub dari 32 region yang mencakup 34 provinsi seluruh Indonesia. Para pemain peserta LSN sendiri adalah santri pondok pesantren Indonesia yang berumur dibawah 18 tahun.
Prestasi terbaik LSN adalah melahirkan M. Rafli Mursalim (Top Scorer LSN 2016) yang masuk squad Timnas Indonesia U-19 sebagai striker. Selain M. Rafli Mursalim, 2 pemain jebolan LSN yaitu Tri Widodo (Pemain Terbaik 2016), dan Richard Rahmad (Pemain Terbaik 2015) pernah dipanggil oleh pelatih Indra Sjafri untuk mengikuti seleksi Timnas Garuda U-19.
0Komentar