TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Pelawak Tukul Arwana berikan keterangan mengenai tim jagoannya dalam event Piala Dunia 2018. Ia mengaku menjagokan Argentina dalam event tersebut. Hal itu diakuinya saat ditemui di gedung stasiun televisi swasta, Jalan Kapt. Tendean, Jakarta Selatan, Senin (2/7/2018). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komedian Tukul Arwana dilarikan ke Rumah Sakit akibat pendarahan otak dan sempat menjalani operasi.
Direktur Utama dari RS PON, dr Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS mengatakan, apa yang dialami Tukul Arwana bagian dari penyakit stroke.
Ada dua jenis stroke, pertama stroke akibat penyumbatan pembuluh darah dan kedua stroke akibat penyumbatan pembuluh darah di otak.
Baca juga: Dalam Fase Pemulihan, Komedian Tarzan Sebut Tukul Arwana Belum Bisa Dijenguk
Baca juga: Manajer Ungkap Aktivitas Tukul Arwana Sebelum Drop dan Dilarikan ke RS PON
"Setidaknya ada sekitar 20 persen stroke pendarahan otak dan yang lain adalah penyumbatan pembuluh darah," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada Jumat (24/9/2021).
Dr Mursyid membeberkan, penyebab terjadinya stroke pendarahan otak.
Pelawak Tukul Arwana berikan keterangan mengenai tim jagoannya dalam event Piala Dunia 2018. Ia mengaku menjagokan Argentina dalam event tersebut. Hal itu diakuinya saat ditemui di gedung stasiun televisi swasta, Jalan Kapt. Tendean, Jakarta Selatan, Senin (2/7/2018). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN)
"Stroke tidak sekonyong-konyongnya datang tanpa faktor yang mendasari. Faktor risiko ada yang dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan," imbuhya.
Baca juga: Fakta-fakta Tukul Arwana, Tak Pernah Sakit, Tapi Mendadak Drop hingga Divonis Pendarahan Otak
"Bisanya faktor usia semakin tua maka semakin berisiko terhadap stroke," lanjut dr Mursyid.
Sementara untuk faktor yang dikendalikan, seseorang dapat mencegah pendarahan otak dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Seseorang yang berisiko mengalami pendarahan otak adalah pasien yang memiliki komorbid seperti Hipertensi, Diabetes Miletus, Kencing Manis, maupun pasien dengan gangguan pembekuan darah dan irama jantung serta kolestrol.
"Biasanya karena hidup tidak sehat misalnya tidak seimbang pola istirahat dan pola bergerak," ungkapnya.
Selain itu, pasien yang komorbid harus berobat dan melakukan pemeriksaan secara teratur dan terkontrol untuk menghindari risiko pendarahan otak.
0Komentar