1-presiden-jokowi-piala-diunia.jpg

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda melihat Presiden Jokowi terkesan main di dua kaki, yakni mendukung Ganjar dan Prabowo. Justru hal ini menguntungkan Prabowo, karena tidak totalitas mendukung Ganjar yang notabene partainya, PDIP.

Disamping itu, Jokowi sering memperlihatkan kedekatannya dengan Prabowo ke publik.

"Kondisi hari ini kakinya setengah-setengah, ada di Ganjar dan Prabowo. Nah, seperempat lagi ada di Kaesang (Kaesang Pangarep) dan Gibran (Gibran Rakabumi Raka). Kalau PSI sudah dukung Prabowo, dan Gibran jadi wakilnya Prabowo. Itu sudah 100 persen tubuh Pak Jokowi ada di Prabowo," jelasnya.

PDIP sendiri, lanjut Hanta, tidak berani bersikap tegas terhadap sikap Kaesang yang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), karena PDIP ingin mempersepsikan dekat dengan Presiden Jokowi.

Baca Juga:3 Pemain Timnas Indonesia U-24 yang Diprediksi Bobol Gawang Uzbekistan, Termasuk Ramadhan Sananta

Sebab, kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi mencapai 70-80 persen, menang dua kali pilpres, memiliki relawan yang solid dan mesin politik tetap terjaga, serta masih mengendalikan jejaring pemilu, karena masih berkuasa.

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia Dedek Prayudi menambahkan bergabungnya putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangerap ke PSI, karena memiliki kesamaan visi terhadap kiprah anak-anak muda, yang seharusnya tidak menjadi objek politik.

"Bro Kaesang persamaan nilai, bahwa anak-anak muda itu enggak hanya boleh menjadi objek politik. Hal ini sudah diperjuangkan PSI sejak 2019, dan kami ingin membuka kesempatan anak muda untuk ikut mewarni hiruk pikuknya politik," kata Dedek Prayudi.

Namun, hingga kini PSI belum menentukan dukungan politiknya kepada capres tertentu, meski kerap hadir dalam deklarasi dukungan partai Koalisi Indonesia Maju ke Prabowo.

Baca Juga:4 Makanan Populer yang Ternyata Berasal dari Produk Gagal, Ada Favoritmu?